Kamis, 03 Januari 2019

Toleransi Beragama di Indonesia



Umat Islam dan Kristen tunjukkan toleransi di hari raya

 (24 Desember 2015)




            Tahun ini hari raya umat Islam Maulid Nabi Muhammad dan umat Kristen Natal jatuh hampir bersamaan yakni pada tanggal 24 Desember dan 25 Desember. Bagi sejumlah pemuda di Cirebon momen ini digunakan untuk saling bantu membantu agar perayaan kedua hari raya tersebut berjalan dengan lancar. Sugianto, seorang anggota dari organisasi masyarakat bernama Pelita (Pemuda Lintas Agama) mengatakan dirinya dan beberapa pemuda anggota lainnya membantu perayaan Maulid Nabi di sebuah universitas di Cirebon, meski bukan penganut agama Islam.

"Dalam membantu itu kita menyiapkan segala sesuatunya, baik angkut-angkut kursi, soundsystem (sistem suara), perlengkapan lain seperti dekorasi, lalu dalam hal ini juga kita berbagi tugas soal parkiran," kata Sugianto. Di lain pihak, pemuda yang beragama Islam juga membantu umat Kristen mempersiapkan acara untuk Natal. "Udah dua hari ini bantu-bantu, nyiapin persiapan Natal. Itu bentuk dari kegiatan sosial karena Pelita kan orientasinya menjaga kerukunan umat beragama, di bidang sosialnya, bukan teologinya," ucap Haryono yang juga tergabung dalam Pelita.

Gereja dan masjid berdampingan

Natal tahun ini juga kebetulan jatuh pada hari Jumat. Oleh karena itu, Gereja Immanuel di Malang akan melakukan perayaan hari Natal pada pukul 08.00 - 10.30 WIB untuk tidak mengganggu jalannya Salat Jumat. Gereja tersebut berada dekat dengan sebuah masjid, yakni Masjid Agung Jami yang juga mengadakan pengajian Maulid Nabi pada Kamis (24/12) malam, bertepatan dengan misa malam Natal.

"Kemarin kami kordinasi, sifatnya sama-sama kita mengatur keamanan, sama-sama kita mengatur parkir. Parkir kita kan bersama yah," kata Emmawati Baule, pendeta dan ketua di GPIB Immanuel Malang. Menurut KH Zainuddin A Muhith, ketua umum takmir Masjid Agung Jami Malang, masjidnya dan Gereja Immanuel selama ini memang selalu saling toleransi dan bekerja sama. "Misalnya, pihak-pihak gereja mengajak pada suatu saat di ulang tahunnya untuk kerja bakti tentang keindahan kota, ngecat jalan, kami menyediakan tenaga, antara lain. Itu kan menunjukkan kebersamaan kita," kata Zainuddin.

'Sudah seharusnya'

Sebenarnya sikap dan tindakan saling menghormati antar umat beragama di Indonesia masih banyak lagi, namun hal tersebut jarang terdengar. Hal ini menurut Anick Hamim Tohari, seorang aktivis pluralisme yang pernah bekerja di Jaringan Islam Liberal, disebabkan oleh banyak hal.
Beberapa di antaranya karena sifat mudah lupa dan acuh.

"Meskipun itu (sikap saling menghormati) itu tindakan yang wajar dan sudah seharusnya dilakukan di Indonesia, tapi dalam kondisi di mana intoleransi meningkat tajam, kampanye ini (saling menghormati) harus terus-menurus dilakukan," kata Anick. Anick pun mengimbau agar semua pemeluk agama saling mendukung dan mencegah adanya kasus-kasus intoleransi.

Mengenai artikel tersebut yang dapat diambil adalah toleransi sudah berjalan dengan baik dimana adanya rasa saling menghargai antara satu dengan yang lainnya dan bisa dibilang mengalami kemajuan tetapi dalam kasus lain toleransi juga masih mengalami kemunduran terutama dalam bidang politik dimana politik identitas masih menjadi senjata untuk memecah belah umat melalui isu-isu sara dan yang lainnya perlu adanya dari berbagai pihak jika terjadi kasus intoleransi demi menciptakan kedamaian

sumber:

Konflik Antar Kelompok: Perspektif Psikologi Sosial




Salah satu permasalahan sosial yang utama adalah konflik antar kelompok. Konflik antar kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelompok atau lebih yang disebabkan oleh kepentingan yang sama. Penyebab konflik dapat berasal dari faktor internal dan eksternal kelompok. Konflik antar kelompok memiliki dampak bagi kelompok, baik yang menang maupun kalah. Bagi yang menang dapat meningkatkan loyalitas dan identitas sosial dan bagi yang kalah dapat menimbulkan perpecahan dalam kelompok. Untuk mengurangi konflik, ada beberapa langkah, yaitu melakukan kontak (komunikasi), berunding, menerima dan melakukan hasil kesepakatan bersama dan melakukan evaluasi.

Menurut Pendapat saya, yang saya cermati dari konflik antar kelompok menimbulkan dampat buruk bagi semua pihak yang terkait maupun tidak, sebagai contoh yang saya ketehaui adalah tawuran antar kampung dimana hal yang terjadi dipicu masalah sepele karena saling ejek sehinnga terjadi gesekan yang menyebabkan tawuran menimbulkan kerugian dari berbagai pihak seperti korban luka maupun rusaknya lingkungan sekitar. Perlu adanya kedewasaan dari pihak yang terlibat konflik maupun pihak yang terkait seperti tokoh masyarakat dan aparat yang harus turun cepat untuk mendamaikan dan melakukan mediasi agar tidak terjadi konflik berkepanjangan . karena jika hanya dibiarkan tanpa ditindak lanjutin akan menjadi dendam bagi pihak yang kalah.