Bung Karno pun pernah
mendeklarasikan kata-kata demikian “Beri aku sepuluh pemuda,maka akan
kuguncangkan dunia,jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia pasti
berubah.” Memang pemuda bangsa pada 28 Oktober 1928 silam telah
memperjuangkan Indonesia hingga titik kemerdekaan. Namun,perlulah kita
ketahui bahwa kata “KEMERDEKAAN” bukanlah hanya suatu ungkapan kebebasan
dari penjajahan. Kemerdekaan juga merupakan suatu kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat bangsa ini. Sebagai generasi muda,maka kitalah yang
seharusnya memajukan Indonesia ke jenjang kesejahteraan yang lebih baik
dari sebelumya.
1. PERANAN PEMUDA DALAM KEMAJUAN BANGSA (SEBELUM ZAMAN KEMERDEKAAN)
Di era Reformasi, para pemuda
khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan negeri ini. Berbagai
peristiwa besar identik dengan peran pemuda dan mahasiwa didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering menjadi tombak perjuangan
nasional. Beberapa Gerakan pemuda dan Mahasiswa yang dicatat di dalam
sejarah adalah sebagai berikut :
1. Budi Utomo
2. Sumpah Pemuda
3. Perhimpunan Indonesia
4. Peristiwa Rengasdengklok
Sejarah panjang gerakan pemuda dan
mahasiswa merupakan salah satu bukti eksistensi dan tanggung jawab
sebagai rakyat Indonesia dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan
kepentingan rakyat Indonesia.
2. PERANAN PEMUDA DALAM KEMAJUAN BANGSA (SETELAH ZAMAN KEMERDEKAAN).
Melihat dari uraian sejarah
perjuangan para pemuda pada masa penjajahan, seharusnya kaum muda pada
masa kini menjadi penerus dari pada perjuangan kaum muda dahulu. Jika
kaum muda dahulu begitu gigih dalam perjuangannya untuk merdeka dan
bebas dari belenggu penjajah, pemuda di masa sekarang juga harus gigih
untuk mengaktualisasikan kemerdekaan menjadi pilar kemajuan bangsa.
Bagi bangsa Indonesia, faktor pemuda
merupakan wujud kekuatan potensial yang selalu menunjukkan kehadirannya
dalam seriap peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Kualitas pemuda ialah
investasi utama bagi bangsa untuk memenuhi tuntutan politik dalam
lingkungan globalisasi yang kian tak terelakkan.
Sejarah telah mencatat bahwa kaum
muda juga berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap gerakan politik
untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa dan negara. Sebagai contoh,
Soekarno aktif dalam gerakan politik ketika ia baru berusia 16 tahun
dan masih duduk di bangku HBS. Begitu juga dengan Moh. Hatta yang juga
aktif sejak masih belia (muda). Bahkan Syahrir ketika aktif di Bandung
memimpin “Golongan Merdeka”, baru berusia 23 tahun, dan menjabat sebagai
Perdana Menteri Republik Indonesia yang pertama ketika masih berusia 35
tahun.
Pemuda sekarang harus lebih maju dan
lebih gigih dalam memperjuangkan kemajuan bangsa. Sosok pemuda ideal
bagi bangsa Indonesia adalah sosok pemuda yang berjiwa nasionalis, yang
mempunyai cita-cita tinggi untuk kemajuan bangsa. Pemuda tersebut adalah
sosok yang progressif-revolusioner.
A. Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain sebagai berikut:
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbang antara jumlah
generasi pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal.
Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya
merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d. Kekurangan lapangan dan
kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya).
Kita mengenal kata-kata seperti
“Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”. Kalau
ditinjau dari segi objektif, erumusan yang riil berdasarkan patokan yang
dapat dipergitungkan, seperti kesamaan umur, atau segi kependudukan,
pembagian umur antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai
pemuda, sedangakn dari segi sosiologis dan historis, di sini lebih
menekankan kepada nilaisubjektif, atas dasar tanggapan masyarakat dan
kesamaan pengalaman historis. Perubahan sosial, memang di tandai oleh
terjadinya kepentingan hubunganantar generasi yang dapat mengganggu
system komunikasi yang efektif antar generasi. Perbedaan pengalaman
historis yang pokok adalah penting. Dalam halini proses perubahan
tersebut di tandai adanya konflik generasi. Generasi muda sedikit
mempunyai rasa kepentingan terhadap struktur sosial lama, dan
karenamakin lebarnya system sosialisai yang berupa lembaga pendidikan
atu sekolah. Dengan demikian, rasa kesesuaian dan kesamaan makin meluas.
Kita tahu bahwamasalah generasi muda dan pemuda adalah universal.
Artinya, intensitas yang berbeda-beda dapat terjadi di mana- mana dan
pada setiap saat. Namun, berkembangnya teknologi akan meningkatkan
proses. Dalam suasana seperti ini, kepentingan generasi makin menonjol
sehingga terjadinya peralihan, terlalu cepatuntuk dapat di kejar oleh
kemampuan sosial.Dalam hal mendewasakan mahasiswa, pemerintah telah
merintis beberapa kegiatan yang memberikan kemungkinan bagi para
mahasiswa untuk mendewasakan diri dengan pendekatan inter disiplinerdan
berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi bermanfaat bagi
masyarakat. Disamping itu, banyak dijumpai kegiatan-kegiatan yang
membentuk kepribadian dan keterampilan pemuda,
B. Reposisi Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebagai gerakan civil
society, akan terus menempatkan pemuda pada posisi pelatuk sekaligus
pengawal perubahan. Semangat inilah semestinya terus terjaga dalam
setiap gerakan kepemudaan. Indefendensi sebagai pilihan semangat gerakan
pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam diri
setiap gerakan pemuda.
Pemuda jika didefinisikan sebagai
masyarakat (social human) yang memiliki kesadaran organik dan senantiasa
bergerak dalam kerangka kelembagaan, pada era desentralisasi ini,
semestinya pemuda dapat menginternalisasi kembali efektifitas
gerakannya. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh
pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan
mendefinisikan ulang gerakannya. Posisi pemuda yang sangat strategis
dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih
nyata. Seperti sifat, “primordialnya” (lahiriahnya) pemuda yang pada
puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran
perekat antar wilayah. Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah
dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan
dengan baik. Pola gerakan yang memadukan antara mobilisasi kepentingan
masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah
(pendampingan/pemberdayaan) politik masyarakat lokal, dan Kontrol
sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil
untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas.
C. Pemuda dan Pembangunan Daerah.
Sejalan dengan semangat
desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas
kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat
mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting masyarakat
dalam pembangunan daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap
kebijakan pembangunan daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan
diri dan mengambil peran-peran strategis dalam pembangunan daerah saat
ini.
Dalam jejak rekamnya, pemuda
acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan
sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat
desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang
telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis
yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi
pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek
desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah
daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan
sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)dalam setiap kebijakan pembangunan
daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya
dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah
daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah.
Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era
desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu
membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan
penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen
masyarakat tuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Akhirnya, pemuda harus menyadari
bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya
untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat, di era
desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.
“BANGKIT MELAWAN ATAU TUNDUK DITINDAS”
Kesimpulan yang saya dapat pemuda sangat penting dalam membangun bangsa karena sebagai generasi penerus pemuda juga memiliki pemikiran-pemikiran yang kritis dan pemuda juga memiliki semangat juang yang lebih dapat menciptakan ide-ide dan inovasi terbaru untuk kemajuan bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar